Trenggalek terletak di ujung pulau Jawa, kota ini memiliki beberapa batas. Di
sebelah selatan kota ini berbatasan langsung dengan pantai selatan.
Kemudian secara berurutan di sebelah utara, timur dan barat, kota ini
berbatasan dengan Ponorogo, Tulungagung dan Pacitan.
Sejarah Kota Trenggalek
Sama halnya dengan beberapa kota di daerah Indonesia, Trenggalek juga
memiliki cerita sejarah yang menarik. Kepastian mengenai sejak kapan ada
peradaban manusia di kota ini memang belum secara jelas diketahui.
Namun beberapa ahli sejarah mengatakan bahwa kota ini sudah dihuni
manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Kesimpulan tersebut diperoleh dari
banyak ditemukannya artefak di sepanjang jalan menuju Trenggalek.
Artefak bersejarah tersebut banyak ditemukan di daerah Pacitan dan
daerah Wajak di Tulungagung. Kedua daerah tersebut saling berbatasan
langsung dengan kota Trenggalek.
Sejarah kota ini nyatanya memang tidak lepas dari beberapa kota yang
secara langsung berbatasan dengannya. Ditemukannya sebuah jejak nenek
moyang di sekitar kota Pacitan semakin menegaskan hal itu.
Pada zaman dahulu, para peneliti menemukan jejak-jejak peninggalan
manusia di daerah Pacitan. Penemuan itu mengidentifikasikan bahwa
manusia sudah ada di daerah Pacitan dan sekitarnya termasuk Trenggalek
sejak 23.000 hingga 80.000 tahun yang lalu.
Di kota ini sendiri, sebuah prasasti bernama Kamsyaka ditemukan tahun
929 M. Prasasti tersebut menegaskan bahwa di Trenggalek telah terjadi
sebuah pembagian daerah kekuasaan. Pada masa itu, pembagian kekuasaan
disebut dengan /swatantra/.
Wilayah bagian kota ini, pada masa itu berjumlah lima, di antaranya
daerah Panggul, Perdikan Kampak, Prigi, dan daerah Dawuhan.
Kondisi Alam Kota Trenggalek
Kondisi tanah kota Trenggalek sulit digunakan sebagai lahan pertanian.
Ini karena tanahnya banyak mengandung barang galian. Akan tetapi tanah
Trenggalek masih bisa digunakan untuk bercocok tanam perkebunan dan
holtikultura. 48,31% wilayah Trenggalek masih ditutupi hutan. Hutan
tersebut adalah hutan negara. Sebagian wilayah hutan tersebut pun
merupakan lahan kritis.
Trenggalek tidak memiliki gunung berapi yang aktif. Di sekeliling
Trenggalek hanya ada bukit-bukit yang banyak mengandung barang tambang,
seperti mangan, marmer, kaolin, dan sebagainya.
Sekitar 28 sungai mengaliri Trenggalek. Sungai-sungai tersebut memiliki
panjang sekitar 2 - 41,5 km. trenggalek juga memiliki 361 mata air yang
menjadi sumber air masyarakatnya di masing-masing kecamatan.
Penduduk Kota Trenggalek
Kabupaten seluas 1.205,22 km² ini didiami oleh sekitar 805.082 jiwa
penduduk. 50,48% penduduk kota ini adalah lelaki dan 49.52% sisanya
adalah perempuan.
Penduduk Trenggalek paling banyak bermukim di kecamatan Panggul.
Sementara itu kecamatan yang paling jarang penduduknya adalah kecamatan
Suruh. Secara keseluruhan, kepadatan Trenggalek berkisar 626 jiwa/km^2 .
Banyak penduduk Trenggalek yang hijrah ke Sumatra Selatan dan Sulawesi
Tengah dengan program transmigrasi. Di tahun 2009 saja, terdapat 52
keluarga dan 198 orang diberangkatkan ke dua pulau tersebut. Sebagian
besar para transmigran ini adalah lulusan sekolah dasar.
Jumlah sekolah dasar di kota ini adalah 438 unit. Adapun jumlah SMP dan
SMA masing-masing 76 dan 38 unit.
Kesehatan penduduknya ditunjang dengan keberadaan 4 rumah sakit, 22
puskesmas, dan 66 puskesmas pembantu. Secara keseluruhan, Trenggalek
memiliki 79 orang dokter umum, 14 dokter spesialis, 509 perawat, 277
bidan, dan 11 apoteker.
Agrikultural Masyarakat Kota Trenggalek
Meskipun tanahnya kurang gembur karena kaya akan barang tambang,
masyarakat Trenggalek tetap menjadikan bercocok tanam sebagai sumber
penghasilan. Trenggalek memiliki 12.153 hektar areal persawahan dan
1.980 hektar perkebunan.
Pisang adalah komoditi utama perkebunan di Trenggalek. Komoditi
berikutnya adalah salak dan cabai. Kelapa dan tebu juga merupakan hasil
kegiatan agrikultural yang banyak membantu kesejahteraan masyarakat
Trenggalek.
Sebagian masyarakat Trenggalek adalah peternak. Kebanyakan dari mereka
beternak ayam ras pedaging, ayam buras, dan ayam ras petelur. Selain itu
ada juga yang beternak kambing dan itik.
Peternakan sapi perah juga tidak kalah populer. Sebagian besar
peternakan sapi perah berlokasi di kecamatan Bendungan. Total sapi perah
yang ada di Trenggalek adalah sekitar 6.000 ekor. Secara keseluruhan,
sebanyak 10.993.500 liter susu sapi dihasilkan setiap tahun.
Lokasi Trenggalek yang berbatasan dengan laut menyebabkan masyarakat
Trenggalek yang hidup di sekitar pesisir (yakni di kecamatan Panggul,
Watulimo, dan Munjungan) berprofesi sebagai nelayan. Sekitar 2.068
keluarga menggantungkan ekonominya pada perikanan laut dan 3.679
keluarga menggantungkan ekonominya pada perikanan air tawar. Ikan air
tawar yang banyak hasilnya adalah ikan lele dan gurame.
Komoditi Kota Trenggalek
Masyarakat /kota Trenggalek/ sebagian besar berprofesi sebagai petani.
Hasil pertanian dan perkebunannya melimpah meliputi padi, jagung,
kacang-kacangan, seperti kedelai dan kacang tanah. Buah-buahan juga
banyak dihasilkan oleh petani dari daerah Trenggalek ini, di antaranya
salak, duku, manggis, dan rambutan.
Daerah ini rupanya juga menghasilkan tanaman yang biasa digunakan
sebagai bahan baku pembuatan rokok, seperti tembakau, dan cengkeh.
Industri di Kota Trenggalek
Sektor industri bukan mata pencaharian utama masyarakat Trenggalek. Oleh
karena itu, industri kurang berkembang di sini. Dari sekian banyak
industri yang berdiri di Trenggalek, 99,95% di antaranya adalah industri
non-formal.
Industri-industri tersebut kebanyakan bergerak di sektor produksi kayu
dan berbagai perabotan dari kayu. Industri non-formal ini dapat menyerap
58.595 orang tenaga kerja dengan nilai produksi sekitar Rp29.000.000.
sementara itu industri formal di Trenggalek hanya menyerap 87 orang
tenaga kerja dengan nilai produksi sekitar Rp.4.000.000 saja.
Pariwisata Kota Trenggalek
Seperti kebanyakan daerah lain di Indonesia, kota ini juga memiliki
komoditi usaha dalam bidang usaha. Pemanfaatan berbagai keindahan alam
ternyata juga diperhatikan oleh pemerintahan setempat.
Sebagai sebuah kota yang berbatasan langsung dengan pantai, wajar
rasanya bila komoditi utama pariwisata di daerah Trenggalek ini adalah
pantai. Untuk ukuran sebuah kota dengan luas yang hanya 1.205,22 km²,
kota ini memiliki tiga buah pantai yang bisa dikunjungi oleh siapa pun.
Pantai tersebut di antaranya adalah pantai Prigi, pantai Pasir Putih,
dan pantai Pelang. Taip-tiap pantai tersebut menawarkan keindahan yang
berbeda, namun tetap sama-sama mempesona.
Pantai rupanya bukan satu-satunya komoditi pariwisata di kota ini, ia
juga mempunyai sebuah gua yang merupakan salah satu gua di Asia Tenggara
yang memiliki ukuran terpanjang dan terbesar. Gua indah tersebut bernama
guo Lowo.
Berbagai kebudayaan dan adat istiadat serta beberapa tempat wisata
selain gua dan pantai yang merupakan asli milik kota ini pun sering
dijadikan hiburan bagi siapa pun yang tengah berkunjung. Di antaranya:
1.Larung Sembonyo atau sejenis upacara adat yang biasanya diadakan di
pesisir pantai.
2.Upacara Dam Bagong, sebuah ritual yang mempersembahkan potongan
kepala kerbau di sungai Bagong.
3.Tari Turonggo Yakso, yang merupakan sebuah tarian tradisional khas
Trenggalek.
4.Sebuah candi yang menyimpan banyak sejarah tentang kota ini. Candi
tersebut bernama Brongkah.
Berbagai objek wisata di kota ini telah didukung oleh pemerintah
daerahnya dan dilengkapi dengan berbagai sarana penunjang. Oleh karena
itu, semakin hari semakin banyak wisatawan yang datang mengunjungi
tempat-tempat wisata di sini.
Itulah informasi seputar kota Trenggalek dan masyarakatnya. Semoga dapat
menambah wawasan Anda di mengenai lokasi dan kekayaan budaya di Indonesia.
Referensi : Wikipedia dan http://www.trenggalekkab.co.id
sebelah selatan kota ini berbatasan langsung dengan pantai selatan.
Kemudian secara berurutan di sebelah utara, timur dan barat, kota ini
berbatasan dengan Ponorogo, Tulungagung dan Pacitan.
Sejarah Kota Trenggalek
Sama halnya dengan beberapa kota di daerah Indonesia, Trenggalek juga
memiliki cerita sejarah yang menarik. Kepastian mengenai sejak kapan ada
peradaban manusia di kota ini memang belum secara jelas diketahui.
Namun beberapa ahli sejarah mengatakan bahwa kota ini sudah dihuni
manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Kesimpulan tersebut diperoleh dari
banyak ditemukannya artefak di sepanjang jalan menuju Trenggalek.
Artefak bersejarah tersebut banyak ditemukan di daerah Pacitan dan
daerah Wajak di Tulungagung. Kedua daerah tersebut saling berbatasan
langsung dengan kota Trenggalek.
Sejarah kota ini nyatanya memang tidak lepas dari beberapa kota yang
secara langsung berbatasan dengannya. Ditemukannya sebuah jejak nenek
moyang di sekitar kota Pacitan semakin menegaskan hal itu.
Pada zaman dahulu, para peneliti menemukan jejak-jejak peninggalan
manusia di daerah Pacitan. Penemuan itu mengidentifikasikan bahwa
manusia sudah ada di daerah Pacitan dan sekitarnya termasuk Trenggalek
sejak 23.000 hingga 80.000 tahun yang lalu.
Di kota ini sendiri, sebuah prasasti bernama Kamsyaka ditemukan tahun
929 M. Prasasti tersebut menegaskan bahwa di Trenggalek telah terjadi
sebuah pembagian daerah kekuasaan. Pada masa itu, pembagian kekuasaan
disebut dengan /swatantra/.
Wilayah bagian kota ini, pada masa itu berjumlah lima, di antaranya
daerah Panggul, Perdikan Kampak, Prigi, dan daerah Dawuhan.
Kondisi Alam Kota Trenggalek
Kondisi tanah kota Trenggalek sulit digunakan sebagai lahan pertanian.
Ini karena tanahnya banyak mengandung barang galian. Akan tetapi tanah
Trenggalek masih bisa digunakan untuk bercocok tanam perkebunan dan
holtikultura. 48,31% wilayah Trenggalek masih ditutupi hutan. Hutan
tersebut adalah hutan negara. Sebagian wilayah hutan tersebut pun
merupakan lahan kritis.
Trenggalek tidak memiliki gunung berapi yang aktif. Di sekeliling
Trenggalek hanya ada bukit-bukit yang banyak mengandung barang tambang,
seperti mangan, marmer, kaolin, dan sebagainya.
Sekitar 28 sungai mengaliri Trenggalek. Sungai-sungai tersebut memiliki
panjang sekitar 2 - 41,5 km. trenggalek juga memiliki 361 mata air yang
menjadi sumber air masyarakatnya di masing-masing kecamatan.
Penduduk Kota Trenggalek
Kabupaten seluas 1.205,22 km² ini didiami oleh sekitar 805.082 jiwa
penduduk. 50,48% penduduk kota ini adalah lelaki dan 49.52% sisanya
adalah perempuan.
Penduduk Trenggalek paling banyak bermukim di kecamatan Panggul.
Sementara itu kecamatan yang paling jarang penduduknya adalah kecamatan
Suruh. Secara keseluruhan, kepadatan Trenggalek berkisar 626 jiwa/km^2 .
Banyak penduduk Trenggalek yang hijrah ke Sumatra Selatan dan Sulawesi
Tengah dengan program transmigrasi. Di tahun 2009 saja, terdapat 52
keluarga dan 198 orang diberangkatkan ke dua pulau tersebut. Sebagian
besar para transmigran ini adalah lulusan sekolah dasar.
Jumlah sekolah dasar di kota ini adalah 438 unit. Adapun jumlah SMP dan
SMA masing-masing 76 dan 38 unit.
Kesehatan penduduknya ditunjang dengan keberadaan 4 rumah sakit, 22
puskesmas, dan 66 puskesmas pembantu. Secara keseluruhan, Trenggalek
memiliki 79 orang dokter umum, 14 dokter spesialis, 509 perawat, 277
bidan, dan 11 apoteker.
Agrikultural Masyarakat Kota Trenggalek
Meskipun tanahnya kurang gembur karena kaya akan barang tambang,
masyarakat Trenggalek tetap menjadikan bercocok tanam sebagai sumber
penghasilan. Trenggalek memiliki 12.153 hektar areal persawahan dan
1.980 hektar perkebunan.
Pisang adalah komoditi utama perkebunan di Trenggalek. Komoditi
berikutnya adalah salak dan cabai. Kelapa dan tebu juga merupakan hasil
kegiatan agrikultural yang banyak membantu kesejahteraan masyarakat
Trenggalek.
Sebagian masyarakat Trenggalek adalah peternak. Kebanyakan dari mereka
beternak ayam ras pedaging, ayam buras, dan ayam ras petelur. Selain itu
ada juga yang beternak kambing dan itik.
Peternakan sapi perah juga tidak kalah populer. Sebagian besar
peternakan sapi perah berlokasi di kecamatan Bendungan. Total sapi perah
yang ada di Trenggalek adalah sekitar 6.000 ekor. Secara keseluruhan,
sebanyak 10.993.500 liter susu sapi dihasilkan setiap tahun.
Lokasi Trenggalek yang berbatasan dengan laut menyebabkan masyarakat
Trenggalek yang hidup di sekitar pesisir (yakni di kecamatan Panggul,
Watulimo, dan Munjungan) berprofesi sebagai nelayan. Sekitar 2.068
keluarga menggantungkan ekonominya pada perikanan laut dan 3.679
keluarga menggantungkan ekonominya pada perikanan air tawar. Ikan air
tawar yang banyak hasilnya adalah ikan lele dan gurame.
Komoditi Kota Trenggalek
Masyarakat /kota Trenggalek/ sebagian besar berprofesi sebagai petani.
Hasil pertanian dan perkebunannya melimpah meliputi padi, jagung,
kacang-kacangan, seperti kedelai dan kacang tanah. Buah-buahan juga
banyak dihasilkan oleh petani dari daerah Trenggalek ini, di antaranya
salak, duku, manggis, dan rambutan.
Daerah ini rupanya juga menghasilkan tanaman yang biasa digunakan
sebagai bahan baku pembuatan rokok, seperti tembakau, dan cengkeh.
Industri di Kota Trenggalek
Sektor industri bukan mata pencaharian utama masyarakat Trenggalek. Oleh
karena itu, industri kurang berkembang di sini. Dari sekian banyak
industri yang berdiri di Trenggalek, 99,95% di antaranya adalah industri
non-formal.
Industri-industri tersebut kebanyakan bergerak di sektor produksi kayu
dan berbagai perabotan dari kayu. Industri non-formal ini dapat menyerap
58.595 orang tenaga kerja dengan nilai produksi sekitar Rp29.000.000.
sementara itu industri formal di Trenggalek hanya menyerap 87 orang
tenaga kerja dengan nilai produksi sekitar Rp.4.000.000 saja.
Pariwisata Kota Trenggalek
Seperti kebanyakan daerah lain di Indonesia, kota ini juga memiliki
komoditi usaha dalam bidang usaha. Pemanfaatan berbagai keindahan alam
ternyata juga diperhatikan oleh pemerintahan setempat.
Sebagai sebuah kota yang berbatasan langsung dengan pantai, wajar
rasanya bila komoditi utama pariwisata di daerah Trenggalek ini adalah
pantai. Untuk ukuran sebuah kota dengan luas yang hanya 1.205,22 km²,
kota ini memiliki tiga buah pantai yang bisa dikunjungi oleh siapa pun.
Pantai tersebut di antaranya adalah pantai Prigi, pantai Pasir Putih,
dan pantai Pelang. Taip-tiap pantai tersebut menawarkan keindahan yang
berbeda, namun tetap sama-sama mempesona.
Pantai rupanya bukan satu-satunya komoditi pariwisata di kota ini, ia
juga mempunyai sebuah gua yang merupakan salah satu gua di Asia Tenggara
yang memiliki ukuran terpanjang dan terbesar. Gua indah tersebut bernama
guo Lowo.
Berbagai kebudayaan dan adat istiadat serta beberapa tempat wisata
selain gua dan pantai yang merupakan asli milik kota ini pun sering
dijadikan hiburan bagi siapa pun yang tengah berkunjung. Di antaranya:
1.Larung Sembonyo atau sejenis upacara adat yang biasanya diadakan di
pesisir pantai.
2.Upacara Dam Bagong, sebuah ritual yang mempersembahkan potongan
kepala kerbau di sungai Bagong.
3.Tari Turonggo Yakso, yang merupakan sebuah tarian tradisional khas
Trenggalek.
4.Sebuah candi yang menyimpan banyak sejarah tentang kota ini. Candi
tersebut bernama Brongkah.
Berbagai objek wisata di kota ini telah didukung oleh pemerintah
daerahnya dan dilengkapi dengan berbagai sarana penunjang. Oleh karena
itu, semakin hari semakin banyak wisatawan yang datang mengunjungi
tempat-tempat wisata di sini.
Itulah informasi seputar kota Trenggalek dan masyarakatnya. Semoga dapat
menambah wawasan Anda di mengenai lokasi dan kekayaan budaya di Indonesia.
Referensi : Wikipedia dan http://www.trenggalekkab.co.id
Mungkin Anda Juga Minat Untuk Membaca Ini :
0 komentar:
Posting Komentar
POST A COMMENT
> Silakan sobat berkomentar dengan sopan.
> Berkomentarlah atau berupa kritik dan saran sesuai dengan artikel.
> Jangan berkomentar dengan berbau SARA,SPAM&PORNO.
> Jangan juga menyertakan IKLAN,PROMOSI atau LINK.
> Setiap komentar yang masuk,sebisa mungkin akan saya reply.
> Sobat Follow Blog saya, Saya juga akan Follback
> Terimakasih telah mengunjungi Blog AMIGOS ™.